Ribuan pengemudi ojek online (ojol) dan kurir di wilayah Jabodetabek melaksanakan aksi demonstrasi pada siang hari ini, Kamis (29/8/2024). Mereka menuntut agar pemerintah dan perusahaan transportasi online mengesahkan status profesi pengemudi ojol dalam undang-undang (UU). Selain itu, mereka juga meminta agar perusahaan aplikasi mengurangi biaya potongan yang dikenakan.
Massa yang terdiri dari ribuan pengemudi ojol dan kurir online direncanakan akan melakukan unjuk rasa di empat lokasi, yaitu Istana Negara, kantor Gojek, kantor Grab, dan kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).
Seberapa besar pendapatan yang diperoleh oleh aplikator saat ini sehingga banyak pengemudi ojek online merasa resah dan turun ke jalan untuk melakukan aksi demonstrasi?
Berdasarkan laporan kinerja terbaru dari dua perusahaan publik yang menjadi induk mayoritas pendemo, yaitu Gojek dan Grab, terungkap bahwa keduanya mengalami peningkatan pendapatan dari segmen on demand.
Secara rinci, pada kuartal kedua tahun ini (April hingga Juni), Grab mencatatkan pendapatan konsolidasi dari segmen Mobility sebesar US$ 247 juta, yang setara dengan Rp 3,83 triliun (dengan asumsi kurs Rp 15.500/US$). Segmen Mobility ini mencakup layanan Grab Ride dan Grab Car yang terintegrasi di seluruh wilayah operasional Grab, tidak hanya terbatas di Indonesia.
Pada periode yang sama, Grab juga memberikan insentif sebesar US$ 127,7 juta (Rp 1,98 triliun), di mana US$ 58,5 juta dialokasikan untuk pelanggan dan US$ 69,2 juta untuk mitra. Selain itu, total transaksi (GMV) dari segmen Mobility Grab mencapai US$ 1,58 miliar (Rp 24,55 triliun).
Dengan demikian, total pendapatan dan promosi yang diberikan oleh Grab di segmen Mobility mencapai 23,65% dari total GMV atau transaksi Mobility yang terjadi di aplikasi.
Pada segmen Pengiriman, termasuk layanan Grab Food, Grab mencatatkan pendapatan sebesar US$ 356 juta (setara dengan Rp 5,52 triliun), dengan insentif yang diberikan kepada pelanggan mencapai US$ 203,7 juta dan insentif untuk mitra sebesar US$ 117,3 juta. Total transaksi dalam segmen Pengiriman tercatat sebesar US$ 2,85 (Rp 44,17 triliun).
Dengan demikian, total pendapatan dan promosi yang diberikan oleh Grab di segmen Pengiriman mencapai 23,75% dari total GMV atau transaksi yang terjadi di aplikasi.
Grab adalah perusahaan yang berasal dari Singapura dan telah mencatatkan sahamnya di bursa Amerika Serikat.
Di sisi lain, Gojek, yang merupakan bagian dari GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), menggunakan metrik yang sedikit berbeda. Seluruh pendapatan Gojek tercatat dalam segmen layanan on-demand, tanpa merinci dari aspek mobilitas dan pengiriman.
Berdasarkan laporan kinerja terbaru Gojek, GTV layanan on-demand GOTO (dari April hingga Juni) tercatat sebesar Rp 15,5 triliun. Sementara itu, pendapatan kotor dari segmen tersebut mencapai Rp 3,4 triliun. Dengan demikian, total pendapatan kotor Gojek mencapai 21,93% dari total GMV atau transaksi yang terjadi di aplikasi. GoTo diketahui memberikan insentif kepada pelanggan sebesar Rp 750 miliar, tanpa merinci porsi untuk segmen on-demand dan fintech.
Menanggapi aksi demonstrasi yang dilakukan oleh para pengemudi ojek online, Kepala Urusan Publik Grab Indonesia, Tirza Munusamy, menyatakan bahwa tarif layanan pengantaran Grab telah sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Pasal 3 Permenkominfo No. 1/Per/M.Kominfo/01/2012 mengenai Formula Tarif Layanan Pos Komersial.
Dalam pernyataannya, Tirza menjelaskan bahwa tarif layanan tersebut dirancang untuk memastikan pendapatan yang adil bagi para pengemudi online serta menjaga kestabilan permintaan pasar terhadap layanan Grab.
Ia juga menegaskan bahwa Grab Indonesia tidak pernah melakukan pemotongan pendapatan Mitra Pengemudi untuk dialokasikan sebagai diskon bagi pelanggan.
Di sisi lain, Kepala Urusan Korporat Gojek Indonesia, Rosel Lavina, menyayangkan keputusan para pengemudi ojek online yang berencana mematikan aplikasi saat melakukan demonstrasi.
Rosel menyatakan bahwa Gojek terbuka terhadap aspirasi para mitra pengemudi dan mengimbau agar penyampaian aspirasi tersebut dilakukan dengan cara yang kondusif dan tertib.
Ia menekankan bahwa operasional Gojek akan tetap berjalan seperti biasa dan konsumen dapat terus menggunakan layanan Gojek tanpa gangguan.
Pengalaman tim CNBC Indonesia menunjukkan bahwa sejak sekitar pukul 10.00 WIB, layanan Gojek dan Grab mulai mengalami kendala dalam pemesanan ojek online. Waktu tunggu dapat mencapai 20 menit, dan lokasi pengemudi yang tersedia seringkali jauh dari titik penjemputan.
Di media sosial, banyak netizen yang mulai mengeluhkan masalah serupa. Gojek pun mengimbau para mitra pengemudi untuk tidak terprovokasi dan tetap melanjutkan pekerjaan mereka seperti biasa.