Microsoft baru-baru ini mengumumkan kehadiran fitur Recall yang didukung oleh kecerdasan buatan (AI). Fitur ini dirancang untuk laptop Copilot Plus PC, yang menjalankan sistem operasi Windows 11 buatan Microsoft yang menggunakan teknologi AI. Recall sebenarnya berfungsi untuk mengambil tangkapan layar laptop pengguna secara terus-menerus. AI Microsoft Copilot akan memindai serangkaian tangkapan layar ini dan mengubahnya menjadi basis data yang dapat dicari oleh pengguna.
Meskipun memiliki manfaat yang menarik, Recall juga memiliki potensi risiko karena dapat disalahgunakan untuk mencuri data pribadi. Hal ini diungkapkan oleh pakar keamanan dan peretas etis, Alex Hagenah, yang merilis software Total Recall untuk mengekstrak dan menampilkan data dari fitur Recall di Windows 11.
Fitur Recall memungkinkan pengambilan screenshot layar laptop pengguna setiap lima detik dan menyimpannya di PC tanpa enkripsi. Tanpa enkripsi, data pengguna dapat dengan mudah dicuri oleh peretas. Oleh karena itu, data pengguna seperti kata sandi dan nomor akun finansial dapat terbuka. Basis data Recall tidak dienkripsi dan semua data disimpan dalam teks biasa, seperti yang dijelaskan oleh Hagenah.
Total Recall dirancang untuk berjalan pada laptop yang ditargetkan dan secara otomatis menemukan lokasi data Recall. Alat ini juga dapat menetapkan rentang tanggal untuk menganalisis data atau melihat aktivitas di komputer seseorang pada waktu tertentu. Proses pengambilan screenshot pengguna di Recall hanya membutuhkan waktu dua detik.
Namun, perlu diingat bahwa data Recall dapat menjadi rentan jika tidak dienkripsi, terutama karena semua media penyimpanan (hard drive) pengguna Windows 11 hanya terenkripsi sebelum login ke akun sistem. Setelah login, data tersebut tidak lagi dienkripsi dan rentan terhadap serangan peretas.
Windows Recall saat ini masih dalam tahap pengembangan awal, hanya tersedia pada Windows 11 versi 26100.712, dan fitur ini dapat dinonaktifkan. Selain itu, TotalRecall ditujukan untuk Windows 11 versi prarilis (pre-release).