ArcelorMittal Nippon Steel Indonesia Memperluas Pasar Ekspor Baja, Menargetkan Amerika Hingga Eropa

Jumat, 02 Mei 2025

    Bagikan:
Penulis: Seraphine Claire
(Kontan/Ridwan Nanda Mulyana)

PT ArcelorMittal Nippon Steel Indonesia (AM/NS Indonesia) berencana untuk memperluas akses ke pasar internasional. Perusahaan produsen baja ini meningkatkan pasokan ke Amerika Serikat (AS) sambil menjajaki kemungkinan ekspor ke pasar baru. Pada akhir bulan lalu, tepatnya Rabu (30/4), AM/NS Indonesia mengirimkan sebanyak 10.000 ton produk baja lapis seng (galvanize) ke pasar AS, dengan estimasi nilai ekspor dari pengiriman ini mencapai sekitar US$ 10 juta.

Presiden Direktur PT ArcelorMittal Nippon Steel Indonesia, Murali Krishna Chunduru, menyatakan bahwa langkah ini merupakan bagian dari strategi AM/NS Indonesia untuk memperkuat posisinya di pasar internasional. AM/NS Indonesia menargetkan untuk dapat memasok antara 5.000 ton hingga 6.000 ton per bulan ke pasar Amerika Serikat. "Ekspor ini merupakan salah satu pencapaian strategis bagi perusahaan dalam memperluas jangkauan pasar dan memperkuat posisi kami di pasar global," ujar Murali dalam acara pelepasan ekspor galvanize di Pelabuhan Tanjung Priok pada Rabu (30/4).

Chief of Marketing PT ArcelorMittal Nippon Steel Indonesia, Shireesh Shamra, juga menyoroti peluang untuk memperluas pasar ekspor, khususnya ke AS. Di tengah kebijakan tarif resiprokal yang diterapkan oleh Presiden Donald Trump, Indonesia memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan negara lain. "Sebelumnya kami juga telah melakukan ekspor ke AS, namun kini kami meningkatkan kuantitas.

Saat ini lebih menguntungkan untuk memasok ke AS karena beberapa negara tidak dapat melakukannya. AS adalah pasar yang besar, dan kami mampu bersaing dengan Jepang, Taiwan, dan Korea Selatan," jelas Shireesh. Murali menambahkan bahwa AM/NS Indonesia telah secara konsisten memasok ke pasar AS sejak tahun 2004 dan ia optimis dapat meningkatkan volume ekspor ke negara tersebut.

Murali menjelaskan bahwa produk baja dikenakan tarif tetap sebesar 25% berdasarkan Section 232. Ia menyatakan bahwa situasi ini memberikan peluang bagi AM/NS Indonesia, karena beberapa negara pesaing seperti China, Vietnam, dan India dikenakan bea anti-dumping yang lebih tinggi. "Kami memiliki keunggulan kompetitif dalam hal kualitas dan harga, sehingga dapat memenuhi permintaan pasar AS yang saat ini mencari pemasok baru," kata Murali. Sebagai tambahan, AM/NS Indonesia memiliki kapasitas produksi terpasang mencapai 400.000 ton per tahun untuk produk baja canai dingin (cold rolled) dan 150.000 ton per tahun untuk produk galvanis. Baja galvanis dan cold rolled coil merupakan produk utama AM/NS Indonesia untuk memasuki pasar ekspor.

Selain Amerika Serikat, Kanada merupakan pasar ekspor penting bagi produk galvanis AM/NS Indonesia. Murali menyatakan bahwa AM/NS Indonesia menargetkan ekspor ke Kanada sekitar 3.000 hingga 4.000 ton setiap kuartal. Namun, target volume ekspor ini akan disesuaikan dengan dinamika pasar. Selain memperkuat pasar utama, AM/NS Indonesia juga berencana untuk memperluas akses ke pasar internasional, dengan menargetkan beberapa negara di Eropa, Malaysia, dan Australia.

AM/NS Indonesia menargetkan produksi dan penjualan sekitar 300.000 ton untuk tahun ini, dengan proyeksi pertumbuhan sebesar 8%-9% dibandingkan tahun lalu. Shireesh mengungkapkan bahwa 25% - 30% dari target produksi akan dialokasikan untuk pasar ekspor, yang setara dengan 70.000 - 100.000 ton untuk pasar internasional. Murali meminta dukungan pemerintah untuk mengatasi tantangan struktural dalam industri baja nasional, terutama terkait impor baja non-standar.

'Kami memerlukan intervensi pemerintah untuk menghentikan masuknya baja non-standar, seperti produk dengan ketebalan di bawah standar atau lapisan pelindung yang lebih rendah,' tegas Murali. Di sisi lain, Setia Diarta, Direktur Jenderal Ilmate Kementerian Perindustrian, menegaskan komitmen pemerintah untuk meningkatkan daya saing industri baja melalui berbagai kebijakan dan insentif, serta mendorong penggunaan produk baja nasional. Pemerintah berupaya meningkatkan pertumbuhan pasar domestik dan memperluas pasar ekspor produk baja Indonesia. Setia juga mengapresiasi upaya AM/NS Indonesia dalam meningkatkan ekspor, termasuk ke pasar AS, dan mendorong perusahaan untuk terus berinovasi serta memperluas distribusi ke negara lain.

(Seraphine Claire)

Baca Juga: Anggaran Rp 4,5 M Untuk Penataan Simpang GDC Depok, Atasi Kemacetan
Tag

    Bagikan:

Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.