Jakarta - Dalam upaya sistematis meningkatkan mutu pengajaran Bahasa Inggris di Indonesia, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) meluncurkan program strategis dengan menyiapkan 1.087 fasilitator terlatih. Para fasilitator ini akan menjadi ujung tombak dalam program pelatihan berskala nasional yang ditujukan kepada guru-guru Bahasa Inggris tingkat SMP, SMA, dan SMK di seluruh tanah air. Langkah ini merupakan respons langsung terhadap kebutuhan mendesak untuk meningkatkan kompetensi guru, sekaligus menyiapkan siswa menghadapi tantangan literasi global yang semakin kompleks, termasuk dalam menghadapi ujian berbasis digital seperti digital assessment.
Proses perekrutan dan penyiapan fasilitator dilakukan melalui seleksi yang sangat ketat. Para calon fasilitator merupakan guru-guru Bahasa Inggris berprestasi, pengawas sekolah, widyaiswara, dan praktisi pendidikan yang telah memiliki rekam jejak dan pemahaman mendalam terhadap Kurikulum Merdeka. Mereka kemudian menjalani program pembekalan intensif yang dirancang khusus oleh Kemendikbudristek, bekerja sama dengan para ahli dan institusi pendidikan ternama. Pembekalan ini tidak hanya fokus pada penguatan konten bahasa, tetapi juga pada metodologi pelatihan yang efektif, sehingga mereka mampu menjadi agen perubahan di daerah masing-masing.
Fokus utama dari program pelatihan ini adalah membekali guru dengan metodologi pengajaran Bahasa Inggris yang kontekstual dan adaptif. Materi pelatihan dirancang untuk menggeser paradigma pengajaran dari sekadar hafalan tata bahasa (grammar) dan kosakata, menuju pengembangan kompetensi komunikatif yang autentik. Guru akan dilatih untuk merancang pembelajaran yang memicu interaksi aktif siswa, menggunakan materi yang relevan dengan kehidupan sehari-hari, serta mengintegrasikan keterampilan abad ke-21 seperti berpikir kritis, kolaborasi, dan kreativitas dalam kelas bahasa.
Aspek literasi digital menjadi pilar krusial lain dalam program ini. Menyadari bahwa siswa saat ini adalah generasi digital native dan tren evaluasi seperti digital assessment semakin meluas, pelatihan akan membekali guru dengan kemampuan memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran. Guru akan dilatih menggunakan platform digital untuk menciptakan materi interaktif, melakukan penilaian formatif secara online, dan memanfaatkan sumber belajar daring yang kaya untuk memperkaya pengalaman belajar siswa. Hal ini bertujuan memastikan pembelajaran Bahasa Inggris tidak tertinggal dari kemajuan teknologi.
Program ini dirancang dengan pendekatan berjenjang dan berkelanjutan. Para fasilitator yang telah dilatih akan bertugas melatih guru-guru inti di tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Selanjutnya, guru-guru inti tersebut akan melatih rekan sejawatnya di sekolah masing-masing dalam skema training of trainers (ToT). Model kaskade ini memungkinkan program menjangkau ribuan guru di seluruh Indonesia dengan efektif, sekaligus membangun jaringan komunitas praktisi yang saling mendukung peningkatan kompetensi secara berkelanjutan.
Implementasi program mendapat dukungan penuh dari berbagai pemangku kepentingan. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) Kemendikbudristek memastikan koordinasi yang solid dengan Dinas Pendidikan provinsi dan kabupaten/kota. Dukungan juga datang dalam bentuk pengembangan modul pelatihan standar, alokasi anggaran, serta sistem pemantauan dan evaluasi untuk memastikan program berjalan sesuai target dan memberikan dampak nyata terhadap peningkatan kualitas pembelajaran di kelas.
Dampak jangka panjang yang diharapkan dari program ini sangat signifikan. Dengan meningkatnya kompetensi dan motivasi guru Bahasa Inggris, diharapkan terjadi peningkatan kualitas proses pembelajaran yang pada akhirnya akan meningkatkan kecakapan berbahasa Inggris siswa. Peningkatan kompetensi ini bukan hanya untuk kepentingan akademik, tetapi juga untuk membekali siswa dengan keterampilan global yang diperlukan untuk bersaing di tingkat internasional, melanjutkan pendidikan, dan memasuki dunia kerja.
Program penyiapan 1.087 fasilitator ini menandai komitmen serius Kemendikbudristek dalam melakukan transformasi pembelajaran Bahasa Inggris secara nasional. Melalui investasi pada peningkatan kapasitas guru ini, pemerintah bertekad menjawab tantangan daya saing global dan memastikan generasi muda Indonesia tidak hanya mampu berkomunikasi dalam bahasa internasional, tetapi juga mampu berpikir dan berkontribusi dalam percaturan dunia.