Senator Republik Indonesia asal Kalimantan Tengah, Agustin Teras Narang, mengungkapkan bahwa dramaturgi politik Indonesia telah mengalami perkembangan yang signifikan. Dahulu, politik di Indonesia diwarnai oleh protokoler dan kegagahan, namun kini telah berubah menjadi lebih santai dan penuh tawa.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Teras Narang saat menjadi penelaah dalam talk show dan bedah buku yang berjudul Dramaturgi Politik Indonesia, yang diselenggarakan oleh Perpustakaan Daerah Kalteng di Palangka Raya pada hari Senin.
Teras Narang menjelaskan bahwa perubahan ini merupakan bagian tak terpisahkan dari drama politik yang disesuaikan dengan perubahan demografi Indonesia. Saat ini, generasi muda mendominasi demografi kita dan mereka lebih tertarik untuk melihat politik dengan cara yang lebih menyenangkan.
Dalam teori dramaturgi, dijelaskan bahwa dalam setiap interaksi sosial, manusia berperan seperti aktor dalam sebuah drama. Mereka melakukan segala sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu melalui drama yang mereka perankan.
Mantan Gubernur Kalteng yang menjabat pada periode 2005-2010 dan 2010-2015 tersebut mengungkapkan bahwa salah satu pendekatan yang dibangun adalah mengenai teori manusia sebagai Homo Ludens, yaitu makhluk yang menyukai permainan dan hiburan. Oleh karena itu, jika terdapat drama politik yang terlihat saat ini di dunia politik, kita harus memahaminya sebagai makhluk yang suka bermain.
"Dua poin penting dari penulis ini membantu pembaca dalam mengenali perilaku politik dan permainannya. Hal ini membantu kita menjadi masyarakat yang tidak terlalu terpengaruh dalam melihat tingkah laku politisi yang menarik perhatian pengikutnya," kata Teras Narang.
Sebagai anggota DPD RI yang terpilih kembali untuk periode 2024-2029, Teras Narang juga memberikan pandangan dan menganggap buku berjudul Dramaturgi Politik Indonesia, yang ditulis oleh Muhammad Sulhan, sangat menarik dan membanggakan. Hal ini karena penulis mampu mengungkap sisi lain dari komunikasi politik elit yang selama ini hanya terlihat oleh publik.
Dia memberikan contoh ketika penulis menggambarkan bagaimana acara Kick Andy pada tahun 2019 berhasil mewawancarai dan mengungkap sisi lain dari keterangan jujur Megawati Sukarnoputri secara spontan dan luas, yang selama ini sering kali disalahpahami oleh publik karena komunikasi politiknya.
"Buku ini juga mengulas soal pejuang Hak Azasi Manusia dengan topik Keberanian bernama Munir, hingga soal fenomena gemoy," ungkap Teras Narang.
Dirinya pun menyarankan kepada peserta talk show dan bedah buku Dramaturgi Politi Indonesia, agar menikmati ulasan bernas Muhammad Sulhan dalam buku yang ditulis dirinya, terutama menjelang pemilihan kepada daerah (Pilkada) yang dilaksanakan di seluruh Indonesia, termasuk di Kalteng pada tahun 2024.
"Catatan dalam buku ini akan membantu sekali bagi kita dalam menyambut Pilkada 2024. Dengan memahami komunikasi politik dan teori-teori terkininya, kita akan semakin cerdas dalam melihat beragam dramaturgi politik yang berusaha memikat masyarakat," demikian Teras Narang.